Profil Desa Salamerta

Ketahui informasi secara rinci Desa Salamerta mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Salamerta

Tentang Kami

Profil Desa Salamerta di Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara. Mengupas tuntas potensi agrikultur, geliat ekonomi kreatif dan UMKM, data demografi terbaru, serta arah pembangunan infrastruktur sebagai desa agraris yang dinamis di perbukitan selatan Banjarneg

  • Basis Ekonomi Agraris yang Kuat

    Perekonomian desa ditopang oleh sektor pertanian lahan basah dan kering, didukung oleh sumber daya hutan produksi yang signifikan.

  • Potensi Wisata Alam dan Pengembangan Ekonomi Kreatif

    Memiliki potensi wisata rintisan seperti Curug Jenggol dan geliat UMKM yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan asli desa.

  • Pemerintahan Progresif dan Pembangunan Terencana

    Pemerintah desa aktif dalam merencanakan pembangunan infrastruktur dan layanan publik melalui alokasi dana desa yang terarah untuk kesejahteraan masyarakat.

Pasang Disini

Terletak di wilayah perbukitan bagian selatan Kabupaten Banjarnegara, Desa Salamerta, Kecamatan Mandiraja, menampilkan profil sebagai sebuah wilayah agraris yang dinamis dengan potensi pengembangan ekonomi dan sosial yang signifikan. Jauh dari citra desa tertinggal, Salamerta secara konsisten bergerak maju melalui optimalisasi sektor pertanian, pemberdayaan masyarakat dan pembangunan infrastruktur yang terencana. Desa ini merupakan cerminan dari perpaduan antara kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam dan visi modern untuk meningkatkan kesejahteraan warganya.

Sebagai salah satu dari 16 desa di Kecamatan Mandiraja, Desa Salamerta memegang peranan penting dalam konstelasi sosial-ekonomi kawasan. Dengan topografi yang didominasi perbukitan dan lahan pertanian, desa ini menjadi salah satu lumbung pangan lokal sekaligus menyimpan potensi di sektor lain seperti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta pariwisata alam rintisan. Berbagai program pembangunan yang diinisiasi oleh pemerintah desa, bersinergi dengan kebijakan pemerintah kabupaten, terus mendorong Salamerta menjadi desa yang mandiri dan berdaya saing.

Kondisi Geografis dan Tatanan Demografis

Secara geografis, Desa Salamerta berlokasi di salah satu dari lima desa di Kecamatan Mandiraja yang memiliki kontur perbukitan. Letaknya yang strategis, meskipun tidak berada di jalur utama, memberikan karakteristik unik pada lanskap dan potensi sumber daya alamnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banjarnegara, luas wilayah Desa Salamerta mencapai 4,72 kilometer persegi atau sekitar 8,9% dari total luas Kecamatan Mandiraja, menjadikannya salah satu desa dengan wilayah terluas di kecamatan tersebut.

Batas-batas wilayah administrasi Desa Salamerta ialah sebagai berikut:

  • Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Mandiraja Kulon dan Mandiraja Wetan.
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kebanaran.
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kebumen.
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Glempang.

Struktur demografis Desa Salamerta menunjukkan populasi yang cukup padat untuk ukuran wilayah perdesaan. Merujuk pada data Wikipedia yang bersumber dari data desa tahun 2018, jumlah penduduknya mencapai 4.628 jiwa. Dari data luas wilayah dan jumlah penduduk tersebut, kepadatan penduduk di Desa Salamerta dapat diperkirakan mencapai sekitar 978 jiwa per kilometer persegi. Komposisi penduduk yang produktif menjadi modal utama dalam menggerakkan roda perekonomian desa, terutama di sektor pertanian dan wirausaha.

Perekonomian Desa dengan Tulang Punggung Sektor Pertanian

Perekonomian Desa Salamerta berakar kuat pada sektor agraris. Lahan pertanian yang subur, baik berupa sawah irigasi maupun tegalan, menjadi sumber utama mata pencaharian sebagian besar penduduk. Komoditas utama yang dibudidayakan meliputi padi, palawija seperti jagung dan singkong, serta berbagai jenis sayuran dan buah-buahan yang disesuaikan dengan kontur lahan perbukitan.

Selain pertanian tanaman pangan, sektor kehutanan juga memberikan kontribusi signifikan. Data menunjukkan Desa Salamerta memiliki area hutan produksi seluas 150 hektare yang dikelola oleh Perum Perhutani. Keberadaan hutan ini tidak hanya berfungsi sebagai penyangga ekosistem dan sumber air, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi langsung kepada masyarakat melalui program perhutanan sosial dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu.

Sub-sektor peternakan juga turut berkembang sebagai sumber pendapatan alternatif bagi warga. Banyak rumah tangga yang memelihara ternak seperti kambing, domba, dan unggas, baik untuk pemenuhan kebutuhan subsisten maupun untuk dijual ke pasar lokal. Kombinasi antara pertanian, kehutanan, dan peternakan membentuk sebuah sistem ekonomi perdesaan yang tangguh dan terintegrasi.

Geliat UMKM dan Potensi Ekonomi Kreatif yang Menjanjikan

Di luar sektor agraris, Desa Salamerta menunjukkan geliat pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berbagai usaha rumahan mulai bermunculan, terutama di bidang pengolahan hasil pertanian. Produk-produk seperti makanan ringan, olahan singkong, dan kerajinan tangan sederhana menjadi bukti kreativitas warga dalam menciptakan nilai tambah ekonomi. Pemberdayaan UMKM ini menjadi salah satu fokus pemerintah desa untuk diversifikasi ekonomi dan membuka lapangan kerja baru.

Salah satu potensi yang mulai teridentifikasi namun belum tergarap maksimal yakni sektor pariwisata. Desa Salamerta memiliki objek alam potensial berupa Curug Jenggol, sebuah air terjun yang terletak di Dusun Jenggol. Seperti yang pernah diliput oleh media Lensa Nusantara pada Juni 2023, curug ini menawarkan keindahan alam yang eksotis dengan akses yang relatif mudah dijangkau. Kepala Desa Salamerta, Nasro, dalam liputan tersebut mengakui adanya potensi besar namun terkendala anggaran untuk pengembangannya. Menurutnya, prioritas anggaran desa saat itu masih difokuskan pada perbaikan infrastruktur jalan dan penataan lingkungan.

Meskipun demikian, keberadaan Curug Jenggol merupakan aset berharga yang jika dikelola dengan baik melalui strategi kemitraan atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dapat menjadi destinasi wisata desa andalan. Pengembangan ini tidak hanya akan meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes), tetapi juga akan menciptakan efek ganda (multiplier effect) bagi perekonomian masyarakat sekitar, seperti tumbuhnya usaha kuliner, penginapan, dan jasa pemandu wisata.

Pembangunan Infrastruktur dan Tata Kelola Pemerintahan

Pemerintah Desa Salamerta menunjukkan komitmen yang kuat dalam pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas layanan publik. Hal ini tercermin dari alokasi Dana Desa yang diprioritaskan untuk sektor-sektor vital. Berdasarkan informasi dari portal resmi Kecamatan Mandiraja, Pemerintah Desa Salamerta secara rutin melaksanakan musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes) untuk menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang transparan dan akuntabel.

Pada tahun 2025, misalnya, Desa Salamerta tercatat sebagai salah satu penerima alokasi Dana Desa dari pemerintah pusat senilai Rp1.226.347.000. Dana ini menjadi modal utama untuk merealisasikan berbagai program pembangunan, mulai dari perbaikan dan pemeliharaan jalan desa, pembangunan drainase, penyediaan air bersih, hingga program bantuan langsung tunai (BLT) untuk warga yang membutuhkan. Paparan rencana APBDes yang dilakukan secara terbuka di kantor kecamatan menunjukkan adanya upaya tata kelola yang baik dan partisipatif.

Infrastruktur dasar seperti akses pendidikan dan kesehatan juga tersedia di desa ini. Keberadaan sekolah dasar dan fasilitas kesehatan tingkat pertama memastikan bahwa kebutuhan dasar masyarakat akan pendidikan dan layanan kesehatan dapat terpenuhi. Sinergi antara pemerintah desa, pendamping desa, dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menjadi kunci dalam mengawal setiap program agar berjalan sesuai rencana dan memberikan manfaat maksimal bagi warga.

Kehidupan Sosial-Budaya dan Kearifan Lokal

Kehidupan masyarakat Desa Salamerta sangat diwarnai oleh nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang masih kental. Tradisi dan budaya lokal tetap hidup dan dilestarikan sebagai bagian dari identitas komunal. Salah satu tradisi yang mengakar kuat ialah tradisi "Suran", sebuah ritual budaya yang dilaksanakan pada bulan Sura dalam kalender Jawa. Sebuah penelitian dari IAIN Purwokerto menunjukkan bahwa tradisi ini tidak hanya menjadi perayaan budaya, tetapi juga sarana untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam di tengah masyarakat.

Kegiatan keagamaan dan sosial lainnya juga berjalan aktif melalui berbagai kelompok masyarakat, seperti pengajian, kegiatan karang taruna, dan kelompok tani. Harmoni sosial yang terjaga menjadi modal sosial yang penting dalam mendukung kelancaran program-program pembangunan di desa. Dengan demikian, Desa Salamerta tidak hanya membangun fisiknya, tetapi juga merawat tatanan sosial dan budayanya sebagai fondasi utama sebuah komunitas yang maju dan berkarakter.